KONEKSI ANTAR MATERI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN
PEMBELAJARAN
Oleh:
Etika Septiyana
Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 4
Kab. Oku Selatan Provinsi Sumatera Selatan
Bagaimana
pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh
terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin
pembelajaran diambil?
Filosofi Pratap
Triloka yang dikemumkakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Yang artinya kita sebagagi
seorang guru harus mampu di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi
dan di belakang memberikan dorongan bagia anak-anak didik kita. Sebagai seorang
pendidik kita harus mampu menuntun anak-anak didik kita dengan segala kodrat
yang ada pada diri anak untuk dapat merasakan keselamatan dan kebahagiaan dalam
hidup. Dalam upaya di atas kita harus mampu membuat/mengambil keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran, keputusan yang dimaksud adalah keputusan yang berpihak
pada murid, yang membuat anak didik kita merasa merdeka dengan segala potensi
yang ada pada diri mereka masing-masing. Keputusan yang diambil harus
mempertimbangkan segala aspek dan harus mempertimbangkan 4 paradigma pengambilan
keputusan, 4 prinsip berfikir dalam pengambilan keputusan dan 9 tahapan pengambilan keputusan sebagagi
pemimpin pembelajaran. Keputusan dalam pembelajaran haruslah keputusan yang
tidak memihak ke suatu pihak/golongan melainkan keputusan yang berpihak pada
seluruh murid sehingga anak didik kita merasakan kenyamanan dan kebahagiaan
dalam belajar dan kehidupan ke depan nantinya.
Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip kita dalam mengambil suatu keputusan. Nilai-nilai kebajikan yang kita junjung tinggi di sekolah ataupun secara pribadi misalnya nilai kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, mandiri, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai kebaikan lainnya. Nilai-nilai inilah yang sudah mendarah daging dan sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan nilai-nilai inilah yang mempengaruhi kita dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan 3 prinsip berfikir yaitu berfikir berdasarkan hasil akhir, berfikir berdasarkan peraturan dan berfikir berdasarkan rasa peduli. Selain sebagai guru penggerak maka nilai yang ada yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid akan semakin memperkuat proses/pengaruh kita dalam mengambil keputusan ya g berpihak pada anak, yang dapat membuat anak-anak bahagia dan nyaman dalam menjalankan yang berpihak pada anak yang dapat membuat anak-anak bahagian dan nyaman dalam menjalankan keputusan yang telah diambil tersebut.
Bagaimana
kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan
tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi
'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Kegiatan
terbimbing yang dilakukan pendamping dan fasilitator saya sangat membantu
sekali dalam proses pembelajaran saya sebagai seorang guru penggerak. Dengan menggunakan teknik coaching ini secara
tidak langsung saya dilatih untuk dapat menggali segala potensi anak dalam
memecahkan masalah yang timbul pada dirinya. Dengan ketramilan coaching
sayapun belajar mengenai ketrampilan komunikasi yang efektif dan ilmu-ilmu pendukung
coaching lainnya. Dengan ketrampilan coaching diharapkan saya sebagai seorang
pemimpin pembelajaran dapat menggali masalah yang sedang terjadi, fakta-fakta
yang ada sehingga dapat mengambil keputusan yang sangat berpihak pada murid,
keputusan yang membuat nyaman dan senang semua pihak, keputusan yang tidak
berat sebelah, dan keputusan yang dapat direfleksikan serta digunakan kembali
pada masalah/kasus-kasus kedepannya.
Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
Pada kemampuan
guru dalam mengelola dan menyadari aspek social emosional akan sangat
berpengaru]h pada pengambilan keputusan yang dilakukan. Seorang guru harus
menyadari secara penuh aspek social emosionalnya, sehingga diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri
(self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran
sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship
skills) sehingga diharapkan pada proses pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan penuh kesadaran (mindfull), terutama sadar dengan
berbagai pilihan konsekuensi yang akan terjadi dan mucul, serta dapat
meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan yang diambil. Sebagai seorang pendidik
dalam pengambilan keputusan harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan
keberanian dalam menentukan keputusan terbaik yang dapat mengakomodir semua
pihak, karena tidak ada satupun keputusan yang dapat membahagiakan seluruh
elemen yang ada tetapi yang penting keputusan yang diambil haruslah keputusan
yang berpihak pada murid.
Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Sebagai
seorang pemimpin pembelajaran, seorang guru haruslah mampu mengenali dan
memahami suatu kasus yang terjadi itu apakah dilemma Etika ataukah bujukan
moral. Dengan adanya nilai-nilai yang ada pada seorang calon guru penggerak
yaitu mandiri, reflektif, kolabiratif, inovatif dan berpihak pada murid, maka
seorang guru harus mampu menggali segala potensi yang ada pada diri setiap
peserta didik dan menuntunnya untuk mencapai/mengambil keputusan dalam
menghadapi segala masalah/kasus yang dihadapi. Sehingga seorang
pendidik akan dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab melalui
berbagai pertimbangan dan langkah pengambilan keputusan dan pengujian sebuah
keputusan terkait permasalahan yang muncul.
Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Dalam pengambilan
keputusan, seorang pemimpin pembelajaran harus mempertimbangkan segala aspek,
diperlukan keberanian dalam mengambil keputusan agar dapat dipertanggungjawabkan
dan menghasilkan keputusan yang tepat yang pada akhirnya berdampak terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang
tepat dan efisien akan berdampak bagi diri kita sendiri dan secara langsung
juga akan berdampak pada lingkungan serta berpengaruh pula bagi peserta didik
dalam pembelajaran di sekolah ataupun di luar sekolah nantinya. Dalam
pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran dibutuhkan
ketrampilan dan pembiasaan dalam upaya pengambilan keputusan yang tepat dengan
menggunakan 9 tahapan pengambilan dan pengujian keputusan.
Selanjutnya,
apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk
menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah
ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Kesulitan yang
saya temui di lingkungan sekolah saya dalam pengambilan keputusan terhadap
kasus dilema etika adalah perbedaan prinsip dalam pengambilan keputusan
terhadap kasus-kasus tersebut. Terkadang prinsip berfikir saya dan rekan
sejawat saya berbeda satu sama lain misalnya saya berfikir berdasarkan prinsip
rasa peduli sedangkan rekan sejawat saya ada yang berfikir menggunakan prinsip
berdasarkan aturan. Kurang percaya dirinya rekan sejawat ataupun kami dalam
mengambil keputusan yang dinilai tepat dan efisien dan berpihak pada murid.
Dan pada
akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan
pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Pengaruh
pengambilan keputusan yang saya ambil dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid adalah terciptanya rasa aman dan nyaman bagi peserta didik dalam
menyelesaikan masalah/kasus yang dihadapi masing-masing. Peserta didik juga
dituntun untuk dapat mencapai keputusan dalam konteks merdeka belajar, keputusan
yang dapat menuntun dan mengarahkan mereka dan memberikan ruang kepada mereka
dalam mengemukakan pendapat dan mengaplikasikasikan segala ilmu yang didapat
dalam pembelajaran yang dilakukan. Murid dapat mengambil keputusan dengan tepat
tanpa ragu lagi sesuai dengan pilihannya sendiri tanpa ada campur tangan orang
lain ataupun unsur paksaan dari luar sehingga mereka merasakan aman dan nyaman.
Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Dalam
mengambil keputusan seseorang pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi masa
depan dan kehidupan murid-muridnya, hal ini terjadi karena dalam perjalanan pengambilan
keputusan yang berpihak pada murid makan dapat menghasilkan murid-murid yang
merdeka, kreatif, inovatif dalam mengambil keputusan dan menentukan bagi masa
depannya kelak. Akan dihasilkan anank didik yang tanggunh dan terampil dalam
pengambilan keputusan, terutama bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan anak-anak didik ini akan menjadi
anak-anak dengan pribadi yang penuh dengan pertimbangan, matang dan cermat
dalam mengambil keputusan yang menetukan masa depan mereka sendiri tanpa ada
penyesalan.
Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan
keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Pada
pembelajaran modul kali ini yaitu mengenai pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran, sebagai seorang calon guru penggerak kita harus membiasakan
bahkan memiliki ketrampilan dalam menyelesaikan kasus-kasus yang timbul baik
itu dilema Etika ataupun bujukan moral. Dalam
menyelesaikan kasus-kasus ini kita sebagai pendidik harus mampu menerapkan
prinsip pengambilan keputusan dan pengujian keputusan agar selalu menghasilkan
keputusan yang pada prinsipnya berpihak kepada murid, keputusan yang diambil
dapat memberikan rasa nyaman, aman dan memerdekakan murid. Dalam proses pengambilan
keputusan harus disertai dengan dengan prinsip berpihak pada murid dan dengan
filosofi Pratap tiloka Ki Hajar Dewantara yang kedua-duanya menjadi landasan
dalam pengambilan keputusan yang tepat dan efisien. Sebagai seorang calon guru
penggerak selain nilai-nilai kebajikan yang ada maka disertai juga dengan
nilai-nilai guru pengerak yaitu mandiri,
reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid, nilai-nilai ini juga
yang harus melekat pada diri seorang guru penggerak, dalam mengambil keputusan
seorang guru penggerak harus mampu menghadirkan keputusan yang baru/inovatif
dalam mencari/menuntun siswa dalam menemukan solusi terhadap kasus-kasus yang ada,
dan selalu merefleksikan keputusan yang sudah diambil dan diterapkan pada kasus-kasus
lainnya. Ketrampilan Coaching juga dibutuhkan dalam mencapai keputusan yang
berpihak pada murid, siswa digali potensi yang ada pada dirinya untuk mencari
solusi atas masalah yang terjadi sehingga didapatkan keputusan yang
bertanggungjawab. Pada akhirnya keputusan yang diambil diharapkan selalu
berpihak pada murid, yang dapat menciptakan rasa aman dan nyaman, dan
memerdekakan bagi murid serta terciptanya situasi dan kondisi lingkungan yang positif,
kodusif, aman nyaman sehingga dapat mempengaruhi kehidupan dan masa
depan murid.
bermanfaat Sekali Bu
BalasHapus